Kamis, 04 Desember 2008

MAKNA PUASA

Surat Al-Baqarah ayat 183 :






Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

”MAKNA PUASA”
Hamba ﺃﷲ Swt. : Usman Said
ﺑﺳﻢﺃﷲﺃﻟﺭﺣﻣﻥﺃﻟﺭﺣﻴﻢ

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi ﺃﷲ Swt., yang telah menetapkan Ramadhan sebagai bulan yang mulia, bulan yang penuh Rakhmat, ampunan dan kebebasan dari siksa neraka bagi mereka yang menyambut dengan mengisi hari-hari di bulan pesta ibadah ini dengan amal ibadah.
Sholawat serta salam kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw. yang selalu mengisi hari-hari dalam kehidupannya dengan puasa sunnat disamping puasa wajib dibulan Ramadhan.
Didalam kehidupan ini ﺃﷲ Swt. merahkmati manusia dengan 3 rezeki, yaitu :
1. Rezeki Jasmani
2. Rezeki Agli
3. Rezeki Rohani
Untuk mendapatkan rezeki ini manusia dilengkapi oleh ﺃﷲ Swt. dengan 5 indra, yaitu :

1. Penglihatan
2. Pendengaran
3. Pengecapan 4. Pembauan
5. Perabaan

Ke-4 indra tersebut mempunyai tempat khusus tersendiri kecuali perabaan yang tersebar diseluruh tubuh dengan derajat yang berbeda-beda.
Ke-5 indra ini berperan dalam ketha’atan ataupun dosa dan berperan dalam kebahagiaan dan penderitaan.
Puasa dimana orang ”memenjarakan” semua indra agar bisa berpaling dari perbuatan dosa dan masuk dalam perbuatan tha’at. Berpantang dari hanya makan dan minum menurut ’Ali bin Utsman Al-Haujwiri adalah puasa anak-anak. Dalam puasa, orang hendaknya berpantang dari kesenangan yang tidak berguna dan perbuatan yang diharamkan. Bila seseorang dijaga ﺃﷲ Swt. dari dosa, sesungguhnya dia dalam keadaan puasa.
Dr. Abulhasan Ali-An-Nadwi menyatakan bahwa kekuatan yang menggerakkan roda kehidupan dengan cepat didunia ini adalah iman terhadap ”manfaat”
Keimanan inilah yang membangunkan petani dipagi hari dan segera menuju sawahnya atau seorang gembala menggiring domba diterik matahari padang pasir Sahara. Keimanan ini juga telah memisahkan pedagang dengan isteri dan keluarga untuk pergi ketempat yang jauh untuk berdagang, menghiasi dada perajurit yang dengan bersemangat maju ke Medan Juang bahkan untuk mati yang memisahkan dirinya dari orang yang dicintainya. Semuanya ini oleh karena keimanan atas manfaat dan nilai kebaikan,dan merupakan poros tempat berputarnya kehidupan.
Keimanan yang sesungguhnya itu adalah Keimanan akan adanya manfaat-manfaat yang disampaikan para Rasul dan Nabi yang diturunkan dengan wahyu yang sesungguhnya merupakan petunjuk atas manfaat yang mutlak.
* Manfaat rezeki jasmani terasa enaknya dan kenyangnya segera, diikuti rasa segar dan bertenaga untuk menyelesaikan kegiatan yang diinginkannya.
* Manfaat rezeki aqli harus melalui proses yang cukup lama, untuk sekolahnya, dan sesudah sekolah tidak segera mendapat tempat pekerjaan.
* Manfaat rezeki rohani, walaupun sudah dapat dirasakan bila norma sekitar kehidupan seperti yang diinginkan ﺃﷲ Swt., ini baru dirasakan dikehidupan sesudah kematian. Orang yang telah menghadap ﺃﷲ Swt. dahulu dari kita belum ada yang dapat kembali sehingga dapat menceritakan kepada kita. Tetapi al-qur’an telah banyak memberikan berita tersebut seandai kita mau iman.
Sebagaimana firman ﺃﷲ Swt. dalam surat Al-A’raf ayat 51




Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Qur'an) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Mereka yang memperolok-olokan, mempermainkan dan melupakan perintah ﺃﷲ Swt. yang disampaikan melalui Rasul-Nya bahkan disertai contoh bagaimana pelaksanaan perintah itu agar mereka mendapat manfaat kesejahteraan diakhirat, mereka akan dilupakan ﺃﷲ Swt.
ﺃﷲ Swt. sendiri tidak mengambil manfaat apa-apa dalam setiap ibadah kita kepada-Nya sebagaimana firman ﺃﷲ Swt. dalam surat Al-Ankabut ayat 6


Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.



Insya ﺃﷲ kita dapat mengambil manfaat puasa untuk kebahagiaan kehidupan dunia akhirat.

Wabillahit taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
US1312007

Tidak ada komentar: