Kamis, 04 Desember 2008

MAKNA MAKRIFAT

Surat Thaahaa ayat 14





Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.


”MAKNA MAKRIFAT”
Hamba ﺃﷲ Swt. : Usman Said
ﺑﺳﻢﺃﷲﺃﻟﺭﺣﻣﻥﺃﻟﺭﺣﻴﻢ

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi ﺃﷲ Swt., yang telah menciptakan manusia sebagai ciptaan-Nya yang terbaik, dilengkapi dengan anggota tubuh yang denan itu dapat melaksanakan ibadah kepada-Nya.
Sholawat serta salam kita sampaikan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Saw. Beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah berjuang menegakkan dan menyebarkan Islam sehingga azan sudah berkumandang hampir diseluruh permukaan Bumi ﺃﷲ Swt.
Makrifat yang secara sederhana diartikan mengenal ﺃﷲ Swt. merupakan ilmu yang wajib dituntut oleh mukinin dan mukminat.
’Ali bin ’Utsman Al-Hujwiri menyatakan, mengenal ﺃﷲ Swt. dapat melalui ilmu pengetahuan dan secara perasaan (hali). Mengenal ﺃﷲ Swt. secara ilmiah merupakan dasar semua barokah didunia ini dan diakhirat nanti, karena hal yang paling penting bagi manusia pada setiap waktu dan setiap keadaan adalah pengetahuan tentang Tuhan, sebagaimana ﺃﷲ Swt. berfirman dalam surat Adz-Dzariat ayat 56 :





Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.

Ibadah atau amal yang ikhlas dapat terjadi melalui cinta kepada yang diibadati, cinta hanya dapat ditumbuhkan melalui mengenal.
Sebagaimana manusia melalaian kewajiban mengenal ﺃﷲ Swt. kecuali mereka orang-orang yang dipilih ﺃﷲ Swt. dengan menghidupkan kalbu-kalbu dengan diri-Nya sendiri. Sebab itu ’Ali bin Abithalib pernah bersabda : ”Aku mengenal ﺃﷲ Swt. karena ﺃﷲ Swt.”.
Mengenal ﺃﷲ Swt. adalah kehidupan hati dan berpalingnya fikiran manusia kepada yang selain ﺃﷲ Swt. Nilai suatu kehidupan manusia tergantung kepada makrifat, bila dia tidak memiliki makrifat kehidupan itu tak bernilai sama sekali.

Untuk membuka wawasan berbagai pendapat tentang makrifat akan disampaikan disini disertai berbagai sanggahannya
1. Mu’tazilah menyatakan bahwa makrifat bersifat intelektual dan hanya orang-orang yang berakal yang dapat memilikinya.
Ajaran ini ditolak karena banyak orang-orang yang intelek bahkan tidak beriman.
2. Golongan yang membuktikan Tuhan dengan dalil (istidlal) menyatakan bahwa dalil yang menjadi sebab pengetahuan tentang Tuhan dan pengetahuan itu tidaklah didapat kecuali orang-orang yang merumuskannya dengan cara ini.
Teori ini dibantah, Iblis misalnya melihat banyak bukti namun tidak menyebabkan dia memiliki makrifat.
3. Pandangan ulama Sufi tentang Makrifat
* ’Abdallah bin Mubarak mengatakan : ”Makrifat adalah tak terherankan oleh apapun” ketakjuban adalah bila kita melihat tindakan melebihi kekuatan sipelaku.
* Dzun Nun Al-Mishri mengatakan : ”Makrifat pada hakikatnya adalah firman Tuhan tentang cahaya rohani kepada kalbu kit yang paling dalam”. ﺃﷲ Swt. menyinari hati manusia dan menjaganya dari ketercemaran, sehingga semua makhluq tidak mempunyai arti lagi, bahkan sebiji sawipun, didalam hatinya.
* Syibli mengatakan : ”Makrifat adalah kekaguman yang terus menerus (hayrat) kekaguman kepada kualitas, bukan kepada esensi.. Contoh : Keberadaannya tergantung Tuhan dan ketiadaannya disebabkan Tuhan.
* Yazid mengatakan : ”Makrifat itu adalah mengetahui bahwa gerak dan diamnya manusia bergantung pada Tuhan, ”dan tanpa izin-Nya, orang sedikitpun tak kuasa untuk mengendalikan kerajaan-Nya, dan orang tidak bisa melakukan tindakan apapun, kecuali Dia menciptakan kemampuan untuk bertindak dan meletakkan karsa untuk bertindak didalam hatinya, dan bahwa tindakan manusia adalah majazi dan ﺃﷲ Swt. adalah sumber yang hakiki.

Demikianlah berbagai pandangan para ulama tentang makrifat, namun yang sangat penting adalah bagaimana pengalaman dari suatu maqam yang tinggi ini, jadi dia tidak sekedar ilmu yang tidak amaliyah tetapi diamalkan sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah saw.

Wabillahit taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
US1312007

Tidak ada komentar: