Kamis, 04 Desember 2008

MAKNA TAUHID

Surat Al-Ikhlas ayat 1 s/d 4




1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,


2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.


3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,


4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".


”MAKNA TAUHID”
Hamba ﺃﷲ Swt. : Usman Said
ﺑﺳﻢﺃﷲﺃﻟﺭﺣﻣﻥﺃﻟﺭﺣﻴﻢ


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi ﺃﷲ Swt., Tuhan semesta alam, penguasa tunggal alam semesta, Maha Pengatur tetapi Maha Bijaksana dalam mengatur, Maha Penyayang tetapi juga Maha cepat Perhitungan-Nya, Maha Mengetahui bahkan sampai kelubuk hati yang paling dalam.
Sholawat serta salam kita sampaikan kepada junjungan ummat kekasih ﺃﷲ Swt. Nabi Besar Muhammad Saw. yang diutus bagi seluruh ummat manusia sehingga sesudah beliau diutus seharusnya tidak ada lagi yang boleh mengikuti ajaran Nabi sebelumnya kecuali ajarandan nikmat yang telah disempurnakan yaitu Islam.

Rasulullah Saw. dalam kurun mekah selama 13 sejak diangkat menjadi Rasul menanamkan Aqidah Tauhid mengesahkan ﺃﷲ Swt. dikalangan keluarga dan para sahabat. Baru ketika kurun Madinah beliau membina kehidupan masyarakat yang Islami yang merupkan cikal bakal Daulah Islamiyah yang terbentang dari Afrika Tengah sampai daratan China.

Tauhid dalam arti bahasa adalah menyatakan ke-Esaan sesuatu dan memiliki pengetahuan tentang Keesaannya. Karena Tuhan itu Esa, tanpa ada sekutu dalam dzat dan sifat-Nya, tidak ada yang menyamai tetapi memerlukan sekutu dalam tindakan-tindakan-Nya.

Ahli tauhid tersebut Muwahhidan dan pengetahuan mereka tentang ke-Esaan disebut TAUHID. Menurut Ali Ibnu Ustman Al-Hajwiri pengesaan ﺃﷲ Swt. ita ada 3 macam :
1. Pengesaan Tuhan akan Tuhan sendiri Yakni pengetahuan-Nya tentang Keesaan-Nya.
2. Pengesaan Tuhan akan makhluk-makhluk-Nya yakni takdir-Nya bahwa manusia akan menyatakan diri-NYa Esa, dan menciptakan pengesahan didalam hatinya.
3. Pengesaan manusia akan Tuhan, yakni pengetahuan mereka tentang Keesaan. Sebab itu mengesakan harus didahului dengan mengenal Makrifatullah.

Dia ﺃﷲ Swt. suatu bukan berasal dari penyatuan atau pemisahan, tidak mengenal dualitas, Esa yang bukan berarti bilangan yang dapat dibagi, bukan seperti ruh yang memerlukan anggota tubuh. Tidak perlu bergabung dengan sesuatu sehingga merupakan bagian dari diri-Nya. Dia bebas dari segala sifat ketidak sempurnaan dan mengatasi semua kelemahan.

Syaikh Abdus Somad Al-Palembani dan Imam Al-Ghazali membagi tauhid ini kedalam 4 tingkatan yaitu :
1. Orang yang menyatakan dengan lisannya kalimat Tauhid
- Didalam hati dia masih lalai
- Didalam hati dia ingkar, dan ini disebut Munafiq QS. 2 : 8


Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.



2. Orang yang telah membenarkan makna lafaz itu didalam hatinya, sebagai I’tikat dan ini merupakan tauhid yang dimiliki kebanyakan awam orang mukmin. Inilah tauhid yang disebut dalam ilmu ushuluddin yang dibicarakan oleh ulama kalam Asy’aruyyah dan maturiduyyah.
3. Orang yang memandang dengan hatinya akan Keesaan ﺃﷲ Swt. dengan jalan terbuka hatinya oleh Nur yang sebenarnya, didalam hati orang-orang yang menjalani tarikan dan merupakan maqam orang-orang yang muqarrobin (dekat dengan ﺃﷲ Swt. ) dia melihat dengan mata hatinya sesuatu yang banyak namun terbit dari suatu sumber penggerak Tuhan, ﺃﷲ Swt. Yang Maha Esa denan sifat Qahhar.
4. Orang yang tidak melihat dalam wujud ala mini melainkan dzat (esensi) Tuhan Yang Esa Yang Wajibul Wujud, dan ini merupakan pemandangan orang-orang yang shidiqin (percaya penuh) yang arif dan dia dinamakan ahli sufi yang fana disalam tauhid.

Dr. M. Chatib Quzwaindalam penafsirannya menyatakan tauhid tingkat tertinggi itu, bukan berarti suatu pandangan yang menganggap Tuhan itu ada alam semesta, karena ini adalah pandangan ”wujudiyyah yang mulhid” yang menurut syaikh Abdus Somad Al-Palembani adalah ajaran yang sesat. Sedemikian dalam lautan iman yang hendaknya semua mukmin menyelaminya untuk itu perlu selalu kita memohon pertolongan ﺃﷲ Swt. agar kita selalu dipimpin dijalan yang lurus.



Wabillahit taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

US28112006

Tidak ada komentar: