Sabtu, 06 Desember 2008

“KECEPATAN TERKABULNYA DO’A”

“KECEPATAN TERKABULNYA DO’A”

Hamba ﺃﷲ Swt. : Usman Said

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi ﺃﷲ Swt. Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pengasih tak pilih kasih, Maha Penyayang siapa yang mau disayang. Sholawat serta salam kami sampaikan kepada junjungan ummat kekasih ﺃﷲ Swt., Nabi Besar Muhammad Saw. yang menghiasi segala kegiatan dengan doa demikian doa . Patutlah kita sebagai ummatnya meneladani Beliau.

Sayyidina Ali bin Abithalib Karramullahu wajhahu pernah ditanya oleh seorang sahabat, berapa kecepatan halilintar bila menyambar. Dia menjawab : “kecepatan halilintar itu tidak lebih cepat dari terkabulnya do’a seorang hamba ﺃﷲ Swt. yang makbul”. Dari firman ﺃﷲ Swt. QS. Al-Baqarah : 201, 202 diatas, ﺃﷲ Swt. telah menjawab langsung do’a seseorang. Jawaban ini mencerminkan sifat ﺃﷲ Swt. yang Maha Adil.

Sesudah kita membahas 5 unsur yang yang harus diperhatikan dalam berdo’a dan hubungan rezeki yang halal dan terkabulnya suatu do’a, minggu ini kita akan contoh-contoh orang-orang yang doanya makbul dan apa yang menjadi sebab do’a yang tak terkabul.

Banyak contoh-contoh do’a dizaman kerasullan, dan waliullah diantaranya :

1. Nabi Adam a.s dan Hawa (QS. 7 : 23)

- Agar tidak berbalik setelah dapat bimbingan

Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".

2. Nabi Ibrahim a.s

- Ketika dia akan dibakar oleh Raja Namrud (QS. 21 : 69)

Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim"

3. Nabi Yunus a.s (QS. 21 : 87)

"Bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."

Cerita yang terkenal mengenai do’a yang terkabul ini misalnya : kisah lima ribu dinar, kisah Umar Ibnu Khattab ke Mesir, cerita 7 pemuda gua Kahfi.

Ibrahim Adham seorang ulama yang hidup diabad ke-2 H ditanya oleh seorang muridnya mengapa do’anya tidak terkabul dia menjawab : ”Hal itu karena hatinya mati”.Ada delapan penyebab matinya hati, yaitu :

1. Anda mengetahui hak ﺃﷲ Swt., tetapi tidak anda tunaikan.

2. Anda membaca Al-Qur’an, tetapi tidak anda amalkan ajaran-ajarannya.

3. Anda mengatakan, kami mencintai Rasulullah Saw. tapi anda tidak mengamalkan Sunnah Beliau.

4. Anda mengatakan takut mati, tapi tidak bersiap-siap untuk itu.

5. ﺃﷲ Swt. berfirman : ”Sesungguhnya syetan itu musuhmu yang nyata.”, tapi anda bekerjasama dengannya untuk melakukan berbagai dosa.

6. Anda mengatakan takut neraka, tetapi anda menganiaya diri untuk masuk neraka.

7. Anda mengatakan cinta kepada sorga, tetapi anda tidak beramal untuk mendapatkan sorga.

8. Bila anda bangun tidur anda lemparkan aibmu ke belakang, dan membentangkan aib orang lain kehadapan anda.

Demikianlah agar kita tidak terlalu mencintai dunia sehingga menyebabkan hati kita mati dengan akibat do’a kita tidak terkabul karena murka ﺃﷲ Swt.

Wabillahit taufiq wal hidayah,

wassalamu’alaiku Wr. Wb.

US.672007

“JAWABAN SANG QUTHUB TENTANG DOA”

“JAWABAN SANG QUTHUB TENTANG DOA”

Hamba ﺃﷲ Swt. : Usman Said

ﺑﺳﻢﺃﷲﺃﻟﺭﺣﻣﻥﺃﻟﺭﺣﻴﻢ

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi ﺃﷲ Swt. yang Maha Pengampun dan Penyayang, dengan sarana taubat yang diperintahkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang tersentuh dosa agar kembali disucikan agar dapat menghadap ﺃﷲ Swt. dalam keadaan yang beruntung.

Sholawat serta salam kita sampaikan kepada junjungan yang mulia Muhammad Saw. yang mengeluarkan manusia dari tempat yang gelap ke tempat yang terang.

Masalah berdoa karena ini suatu permohonan kepada penguasa Bumi dan Langit ada adabnya yang menurut ulama akhli munajat ada 4 hal yang harus diperhatikan yaitu :

1. Sikap dalam berdoa

2. Cara berdoa seperti yang dicontohkan Rasulullah Saw.

3. Waktu-waktu tertentu (saat ijabah)

4. Tempat-tempat yang makbul untuk berdoa

Seandainya semua syarat yang disebutkan diatas semuanya sudah terpenuhi masih ada satu ”ilmu” yang difatwakan oleh Syech Abdul Qadir Jailani yaitu :

”Karena Engkau marah atau merajuk kepada Tuhan karena doa-doa belum terkabul?

Engkau mengatakan Dia melarang memohon kepada manusia, dan diperintahkan-Nya untuk meminta hanya kepada-Nya, tapi permohonanmu tidak dikabulkan-Nya.

Syech Abdul Qadir Jailani bertanya : ”Bebas atau terikatkan engkau? Bila engkau mengatakan kau bebas, berarti engkau adalah orang yang tidak beriman. Bila engkau katakan kau seorang budak (hamba), aku ingin bertanya : ”Salahkan ﺃﷲ Swt. menunda penerimaan doamu? Ragukah engkau tentang ke Maha Arifan dan Maha Kasih-Nya kepadamu dan kepada seluruh ciptaan-Nya, dan akan pengetahuan-Nya tentang segala hal mereka?

Kau akan salahkankah Dia? Jika kau tidak menyalahkan-Nya dan menerima kearifan-Nya dalam menangguhkan penerimaan doamu, maka wajib bagimu bersyukur kepada-Nya sebab Ia telah memilihkan yang terbaik bagimu.

Jika kau salahkan Dia, berarti kau tidak beriman, karena engkau menuduh ﺃﷲ Swt. tidak adil sedang ﺃﷲ Swt. menyatakan dirinya Yang Maha Adil.

Demikian dinyatakan ﺃﷲ Swt. dalam firman-Nya (QS. 95 : 7, 8)

Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?

Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?

Ingatlah Dia adalah pemilikmu, pemilik segalanya apa yang ada dilangit dan apa yang ada di Bumi (QS. 2 : 284) dan pemilik berkuasa penuh atas segala yang dimilikinya, maka ”ketidak adilan” tidak bagi-Nya. Sebab ketidak adilan adalah ikut campurnya, pada milik orang lain tanpa seizin pemiliknya.

Jangan engkau kesal terhadap-Nya, karena kehendak-Nya yang terwujud melaluimu walaupun ketetapan itu tak kau sukai dan, secara lahiriyah merugikanmu. Maka wajiblah bagimu bersyukur, bersabar, ridho kepada-Nya dan mencampakkan kekesalan dan ketidak patuhanmu kedirianmu, merupakan hal-hal yang akan menyesatkanmu dari jalan ﺃﷲ Swt.

Bukankah ﺃﷲ Swt. telah berfirman (QS. 2 : 216)

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Baikkahlah bagimu berdoa dan berbaik sangka kepada-Nya, menanti saat yang baik, yakin akan janji-Nya, menunjukkan sikap baik kepada-Nya, segera melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang-Nya.

Salahkahlah dirimu sendiri yang sering berbuat kekejian, ketidak patuhan dan melarkan diri dari aturan-Nya, hal ini lebih baik, lontarkanlah ketidak adilan itu kepada diri sendiri karena engkau sering menzolimi dirimu sendiri dan ini lebih layak.

Waspadalah dengan keserasian dengan diri, sebab hal ini adalah musuh ﺃﷲ Swt. dan musuhmu, kawan musuh ﺃﷲ Swt. itu dan kawan musuhmu itu adalah iblis laknatullah. Bukanlah ﺃﷲ Swt. telah mengingatkan dalam QS. 4 : 147

Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.

Wabillahit taufiq wal hidayah,

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

US13072007

“JAWABAN ﺃﷲ SWT. TERHADAP DOA-DOA QUR’ANI ”

“JAWABAN ﺃﷲ SWT. TERHADAP DOA-DOA QUR’ANI ”

Hamba ﺃﷲ Swt. : Usman Said

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi ﺃﷲ Swt. Tuhan semesta alam yang telah mengutus Rasulullah Saw. yang didalam dirinya terdapat suri tauladan yang baik sebagai Rahmat bagi seluruh alam. Sholawat serta salam kita sertakan untuk junjungan ummat Nabi Besar Muhammad Saw. yang dengan gigih dan penuh kesabaran membela, mempertahankan dan menyebarkan Islam, dengan hasil perjuangan beliau, Islam berkembang diseluruh muka bumi ﺃﷲ Swt.

Menjelang bulan Ramadhan yang merupakan bulan penuh Rakhmat, penghulu segala bulan maka kita akan mempersiapkan diri guna mengisi bulan turunnya Rakhmat, ampunan dan kebebasan ini dengan kegiatan amal ibadah baik ubudiah maupun muamalah. Disamping jumlah (kwantitas) ibadah; yang fardu disempurnakan dan yang sunnat dilengkapkan, namun yang lebih penting mutu (kwalitas) dari ibadah itu hendaklah kita tingkatkan. Dalam doa yang sering kita ucapkan yang kita kenal sebagai doa sapu jagat kita tak pernah memperhatikan apa jawaban ﺃﷲ Swt. untuk doa itu dalam QS. Al-Baqarah : 202. Dengan jawaban ini maka tersentuhlah dari kita dengan sifat Maha Adil ﺃﷲ Swt. ini juga disebut dalam QS. At-Tin : 7 dan 8

Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu?

Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?

Untuk meningkatkan mutu doa kita misalnya kita harus bicara dengan hati. Ibrahim Adham seorang ulama sufi berfatwa ”Doamu akan terkabul bila hatimu mati.”Doa yang langsung dijawab oleh ﺃﷲ Swt. di dalam QS. Ali Imron : 194 dan 195.

Ya Tuhan kami! Berilah kami apa yang telah Kau janjikan kepada kami melalui Rasul-rasul-Mu,........

Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain.

Sebuah doa lagi didalam Al-Qur’an yang berjawab langsung dari ﺃﷲ Swt. yaitu dalam QS. Al-Furqan : 74 dan 75

Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya,

Apabila kita menginginkan menjadi pemimpin bagi orang-orang taqwa tentu kita sendiri dulu sudah taqwa dengan sebenar-benar taqwa (QS. Ali Imran : 102) tentu suatu jawaban yang tepat dari Yang Maha Adil.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Marilah kita mencari kebahagiaan kehidupan akhirat yang abadi dengan tidak melupakan kehidupan dunia (Al-Qashash : 77)

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Wabillahit taufiq wal hidayah,

wassalamu’alaiku Wr. Wb.

US.2072007

HUBUNGAN DO’A DAN REZEKI YANG HALAL

“HUBUNGAN DO’A DAN REZEKI YANG HALAL”

Hamba ﺃﷲ Swt. : Usman Said

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi ﺃﷲ Swt. Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pengasih tak pilih kasih, Maha Penyayang siapa yang mau disayang.

Sholawat serta salam kami sampaikan kepada junjungan ummat kekasih ﺃﷲ Swt., Nabi Besar Muhammad Saw. yang menghiasi segala kegiatan dengan do’a demikian do’a . Patutlah kita sebagai ummatnya meneladani Beliau.

Dalam adab berdo’a ada 5 unsur yang harus diperhatikan yaitu :

1. Sikap

2. Cara

3. Waktu

4. Tempat

5. Manusianya

Menurut Ibrahim Adham ada faktor yang ke-5 yang menentukan diterima atau tidaknya do’a seseorang mukimin yaitu faktor hati. Do’a tidak akan terkabul bila hati yang berdoa itu mati.

Ada 8 ciri hati yang mati :

1. Mengetahui hak ﺃﷲ Swt. tapi tidak ditunaikan.

2. Membaca Qur’an tetapi tidak mengamalkan.

3. Menyatakan cinta kepada Rasulullah Saw. tapi tidak mengamalkan sunnahnya.

4. Menyatakan takut mati tapi tak bersiap untuk menghadapinya.

5. Tahu syaithan itu musuhmu yang nyata tapi kita ajak dia bersaudara.

6. Menyatakan takut akan neraka tapi anda meniti jalan kesana.

7. Menginginkan sorga tapi tidak berusaha sungguh-sungguh untuk men-dapatkannya.

8. Bangun tidur dengan melemparkan aib sendiri kepunggung dan membentangkan aib orang lain kehadapan anda.

Diantara sebab matinya hati adalah : Kita percaya kepada ﺃﷲ Swt. tapi kita tidak melaksanakan perintahnya, kita mengatakan mencintai Rasulullah saw. Tetapi kita tidak melaksanakan sunnahnya.

Didalam firman ﺃﷲ Swt. QS. Al-Baqarah : 168 diatas diperintahkan agar kita memakan rezeki yang halal dan yang baik saja bahkan dalam QS. Al-Baqarah : 188 dipertegas lagi :

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang ……………

Rasulullah saw. dalam sebuah hadistnya bersabda : Ada seorang yang kusut masai, berdebu serta senantiasa mengembara dalam berbagai perjalanan, makanan penuh dengan yang haram, pakaiannyapun berasal dari yang haram, dibesarkan dari harta yang haram. Ia lalu mengangkat kedua tangannya sambil mengucapkan : “Ya Tuhanku, Ya Tuhanku. Tetapi bagaimana orang yang sedemikian itu dapat dikabulkan permohonannya. (HR. Tarmidzi)

Dalam menerapkan hadist ini Abubakar Siddiq pernah meminum susu yang diberikan oleh seorang hamba sahnya. Setelah selesai minum Abubakar bertanya dari mana air susu yang diberikan kepadanya. Hamba tersebut menjawab bahwa susu tersebut didapatkannya dari meramalkan nasib seseorang. Mendengar jawaban ini Abubakar Siddiq memasukkan jarinya kepangkal tenggorokannya sehingga dia muntah dan keluarlah susu yang dia minum tadi.

Sesudah dia muntah Abubakar berdo’a : Ya ﺃﷲ, hamba mohon kebebasan daripada-Mu mengenai makanan yang dibawa oleh urat tubuh yang sudah bercampur aduk dalam perut besarku.”

Imam Al-Ghazali dalam membagi masalah rezeki yang halal dan yang haram menyebutkan bahwa rezeki itu dapat digolongkan dalam 2 golongan besar yaitu :

1. Haram zatnya sesuai yang ditetapkan oleh Al-Qur’an dan Fiqih Sunnah.

2. Haram cara mendapatkannya.

Cara orang yang menghindari sesuatu yang haram ini tergantung ketelitian iman dan sejauh mana usahanya untuk membersihkan dirinya dari yang haram oleh karena takut kepada ﺃﷲ Swt.

Dalam hal ini kita tak boleh berlebih-lebihan sehingga kita dapat termasuk dalam golongan orang yang mengharamkan apa yang dihalalkan ﺃﷲ Swt. Dalam QS. Al-Hajj : 78 ﺃﷲ Swt. berfirman :

Allah swt. tidak membuat kesukaran (kesempitan) padamu dalam agama

Khalifah Umar bin Abdul Aziz seorang Khalifah yang zuhud pada waktu melewati orang yang sedang menakar kesturi untuk dibagikan kepada orang muslimin dia menutup hidungnya. Setelah berlalu dari tempat itu ketika ditanya padanya dia menjawab : ”Apa yang dapat diambil manfaat dari minyak wangi selain baunya?”

Sesuatu yang halal atau sesuatu yang haram apabila kita mempelajari kitab fiqih akan jelas kedudukannya namun ada masalah yang lebihsulit adalah masalah Syubhat. Rasulullah saw. dalam hal ini bersabda :”Apa yang halal itu sudah jelas dan apa-apa yang haram itu sudah jelas pula, sedang diantara kedua perkara itu ada beberapa hal yang syubhat (belum tentu halal haramnya).

Hal-hal yang syubhat ini tidak diketahui oleh sebagian besar manusia. Maka barangsiapa takut melakukan yang syubhat, berarti dia telah mnjaga dirinya dari sesuatu yang mencemarkan kehormatan pribadi dan agamanya.

Dan barangsiapa yang jatuh dalam syubhat maka dia telah jatuh dalam hal yang haram, sebagaimana seorang penggembala yang menggembala disekitar tempat yang terlarang, diragukan ternaknya makan dari tempat yang terlarang tadi. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan penjelasan ini Insya ﺃﷲ kita akan mengambil manfaat yang besar.

Wabillahit taufiq wal hidayah,

wassalamu’alaiku Wr. Wb.

DO’A DAN USAHA

“DO’A DAN USAHA”

Hamba ﺃﷲ Swt. : Usman Said

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi ﺃﷲ Swt. Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pengasih tak pilih kasih, Maha Penyayang siapa yang mau disayang. Sholawat serta salam kami sampaikan kepada junjungan ummat kekasih ﺃﷲ Swt., Nabi Besar Muhammad Saw. yang menghiasi segala kegiatan dengan doa demi doa. Patutlah kita sebagai ummatnya meneladani Beliau.

Do’a adalah inti dari ibadah, do’a adalah senjata ummat Islam. Demikianlah diantara ucapan junjungan Nabi Besar Muhammad Saw. kita ketahui do’a adalah permintaan atau pengaduan seorang hamba kepada khaliqnya. Untuk meminta kepada seseorang saja harus ada tata cara yang lazim berlaku dimasyarakat apalagi bila kita ingin meminta atau mengadu kepada Penguasa Bumi dan Langit yang seluruh makhluk nyawanya berada ditangan-Nya.

Adab berdo’a menurut Imam Al-Ghazali dan Hasan Albana, yaitu menyangkut 5 hal :

I. Sikap dalam berdoa hendaklah :

1. Merendahkan diri, 2. Dengan rasa takut, 3. Penuh harap, 4. Penuh kesopanan dan ,5. Rasa rindu kepada ﺃﷲ Swt.

II. Cara berdo’a sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah Saw.

1. Mengangkat kedua telapak tangan dan mengusapkannya ke muka selesai berdo’a (HR. Abu Daud)

2. Menghadirkan hati dan yakin bahwa do’a itu akan dikabulkan (HR. Turmudzi)

3. Mengawali dengan memuji ﺃﷲ Swt. dan membaca shalawat (Sahabus Sunan)

4. Mengakhiri dengan mengucapkan amin (HR. Abu Daud)

5. Memakai kalimat yang singkat dan padat (HR. Aisyah r.ha)

6. Mengulangi do’a dan beristighfar tiga kali (HR. Ibnu Mas’ud)

7. Jangan meminta segera terkabul (HR. Ashabus Sitah Kecuali Nasa’i)

8. Jangan meminta keburukan (HR. Abu Daud)

9. Mulailah untuk diri sendiri baru untuk orang lain (HR. Turmudzi)

10. Menjauhi segala yang haram, baik makanan, minuman, ataupun pakaian (HR. Abu Hurairah)

11. Ikhlas lillaah karena ﺃﷲ Swt. (QS. 40 : 14)

Maka sembahlah ﺃﷲ Swt. dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai (nya).

12. Didahului dengan wudhu (HR. Abud Dawud)

13. Shalat dua rakaat (HR. Hakim dan Tirmizi)

14. Hendaknya berdoa dengan menghadap muka ke arah qiblat (HR. Muslim)

15. Bertawassul (HR. Umar Ibnul Khattab)

16. Berdoa dengan suara pelan (HR. Bukhari dan Muslim)

17. Berdoa dengan mengakui semua dosa yang sudah terlakukan dalam hidup (HR. Ali bin Abu Talib)

18. Tidak boleh mengkhususkan doa untuk diri sendiri bila yang berdoa itu seorang menjadi imam (HR. Tirmizi dan Hasan)

19. Berdoa dengan permohonan yang keras, sungguh-sungguh, keinginan besar, dengan kesadaran sepenuh hati, dan berbaik sangka yang ﺃﷲ Swt. akan mengabulkan (HR. Bukhari dan Abu Hurairah)

20. Jangan berdoa tentang dosa dan memutuskan Silaturohrim (Sabda Rasulullah Saw.)

21. Jangan meminta yang mustahil (Al-A’raf : 54)

22. Jangan berdoa untuk mencegah kebaikan bagi orang lain (Sabda Rasulullah Saw.)

23. Berdoa tentang segala keperluannya kepada Tuhannya (Sabda Rasulullah Saw.)

24. Berdoa dengan bertawassul dengan amal saleh yang pernah dilakukan (HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i dan Ibnu Hibban)

III.Waktu-waktu tertentu dimana do’a makbul

1. Diantara azan dan Iqomah (HR. Abu Daud dan HR. Turmudzi)

2. Waktu sujud (HR. Muslim, HR. Abu Daud dan Nasa’i)

3. Dalam perjalanan Fisabillila (HR. Turmudzi dan HR. Abu Daud )

4. Dalam perjalanan saat dizalimi orang (HR. Turmudzi dan HR. Abu Daud )

5. Diwaktu ajakan berperang dan saat berperang dijalan ﺃﷲ Swt. (HR. Malik dan HR. Abu Daud)

6. Diwaktu tengah malam yang sunyi (Hadist Qudsi)

7. Diakhir tiap-akhir shalat fardhu

8. Waktu Arafah

9. Bulan Ramadhan

10. Hari Jum’at terutama ketika khatib duduk diantara dua khotbah

11. Waktu sahur (menjelang fajar)

12. Pada malam Qadar (sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan)

13. Pada malam Jum’at

14. Seperdua malam yang kedua (sesudah jam 12 malam)

16. Sepertiga malam yang terakhir (sesudah jam 2 malam)

17. Sesudah berwudhu

18. Ketika orang azan untuk shalat

19. Ketika orang mengucapkan iqomah

20. Ketika sedang membaca Al-Qur’an

21. Setelah tamat membaca Al-Qur’an

22. Ketika imam membaca ”Wa Ladh Dhaalliin”

23. Ketika meminum air zam-zam

24. Diwaktu ayam jantan berkokok (diwaktu pagi buta)

25. Disaat berkumpulnya kaum Muslimin

26. Diwaktu berkumpul untuk berdzikir

27. Ketika menutupkan mata orang yang sudah mati

28. Diwaktu turun hujan lebat atau deras

29. Diwaktu tergelincir matahari pada hari Rabu

IV.Tempat-tempat yang makbul untuk berdoa (ditanahsuci)

1. Didalam Ka’bah

2. Hijir Ismail

3. Hajaratul Aswad

4. Multazam

5. Maqam Nabi Ibrahim

6. Rukun Yanami

7. Sumur Zam-Zam

8. Bukit Soffa

9. Bukit Marwah

10. Jabal Rahmah

11. Arafah

12. Raudah di Mesjid Nabawi

13. Jumroh Aqoba

14. Jumroh Ula

15. Jumroh Wustha

V. Menurut Ibrahim Adham ada faktor yang kelima yang menentukan diterima atau tidaknya do’a seseorang mukimin yaitu faktor hati. Do’a tidak akan terkabul bila hati yang berdoa itu mati.

Ada 8 ciri hati yang mati telah dijelaskan pada mejelis ini.

1. Mengetahui hak ﺃﷲ Swt. tapi tidak ditunaikan.

2. Membaca Qur’an tetapi tidak mengamalkan.

3. Menyatakan cinta kepada Rasulullah Saw. tapi tidak mengamalkan sunnahnya.

4. Menyatakan takut mati tapi tak bersiap untuk meng-hadapinya.

5. Tahu syaithan itu musuhmu yang nyata tapi kita ajak dia bersaudara.

6. Menyatakan takut akan neraka tapi anda meniti jalan kesana.

7. Menginginkan sorga tapi tidak berusaha sungguh-sungguh untuk men-dapatkannya.

8. Bangun tidur dengan melemparkan aib sendiri kepunggung dan mem-bentangkan aib orang lain kehadapan anda.

Orang-orang yang makbul do’anya

1. Imam (Kepala Negara) yang adil

2. Orang-orang yang teraniaya, baik dia orang jahat ataupun kafir

3. Ibu Bapak terhadap anaknya.

4. Orang-orang yang saleh

5. Anak yang patuh terhadap orang tuanya

6. Orang yang dalam perjalanan

7. Orang berpuasa waktu berbuka (sampai berbuka)

8. Seorang muslim yang mendoakan temannya muslim yang jauh

9. Seorang muslim yang berdoa tidak tentang dosa dan memutuskan Silaturohrim

10. Orang yang bertobat

11. Orang yang dalam kesempitan atau kepayahan hidup.

Wabillahit taufiq wal hidayah,Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

DO’A PENGHUNI TAMAN SORGA

“DO’A PENGHUNI TAMAN SORGA”

Hamba ﺃﷲ Swt. : Usman Said

ﺑﺳﻢﺃﷲﺃﻟﺭﺣﻣﻥﺃﻟﺭﺣﻴﻢ

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi ﺃﷲ Swt. Tuhan semesta alam yang telah menciptakan sorga dan neraka untuk memberikan balasan dan untuk memenuhi janji bagi pelaku amal shaleh dan pelaku kejahatan selama kehidupan di dunia ini.

Sholawat serta salam kita sertakan kepada junjungan ummat kekasih ﺃﷲ Swt., Nabi Besar Muhammad Saw. yang telah memberikan keteladanan akhlaq yang sempurna dan Mulya dan dipuji oleh ﺃﷲ Swt. dalam QS. Al-Qalam : 4.

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

ﺃﷲ Swt. memberikan perumpamaan Isteri Fir’aun yang bukan hanya tidak mengakui adanya Tuhan tetapi mengangkat dirinya sebagai Tuhan. Kemungkaran tidak tanggung-tanggung sesudah mengaku dirinya sebagai Tuhan, dia mendirikan menara yang sangat tinggi dan ingin lihat dan membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada.

Terhadap Raja yang Zalim ini ﺃﷲ Swt. mengutus seorang Nabi, Musa as. Dengan pesan yang diabdikan dalam QS. Thaha : 43, 44

43. Pergilah kamu berdua kepada Fir`aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas;

44. maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut".

Seorang wanita mukmin walaupun dibawah kekuasaan bahkan menjadi isteri Fir’aun tidak membawa mudorat baginya bahkan doanya didengar oleh ﺃﷲ Swt. sebagai doa yang ijabah dalam QS. At-Tahrim : 11 diatas. Dia memohonkan keselamatan dari Fir’aun dan perbuatannya yang keji.

Al-Maraghi menterjemahkan doa Siti Asiyah : ”Ya Tuhan, jadikan aku dekat dengan Rahkmat-Mu, dan bangunkan untukku sebuah rumah di dalam sorga. Selamatku aku dari perbuatan Fir’aun dan selamatkan aku dari kaumnya yang zalim.”

Rasulullah Saw. berbicara mengenai wanita-wanita utama ini dalam 2 buah hadist :

Ratu dari wanita-wanita penghunisurga adalah Maryam, kemudian Fathimah, kemudian Khadijah da kemudian ”Aisyah”

( diriwayatkan oleh Ahmad)

Lelaki yang sempurna itu banyak, tetapi tidak ada perempuan yang sempurna kecuali empat orang : Asiyah binti Muzahim isteri Fir’aun, Maryam binti ’Imran, Khadijah binti Khuwailid dan Fathimah binti Muhammad. Sedang keutamaan ’Aisyah adalah bagaikan keutamaan roti yang berdaging dan berkuah terhadap semua makanan.

Joko Sulistyo Abdul Kahhar dalam pendahuluan buku Problematika disekitar wanita Muslim menyatakan : ”Kaum Modernis (demikian mereka menyebutkan dirinya) yang liberal dengan gencarnya menyebarkan isu emansipasi dan kebebasan wanita yang ”mempesonakan” alam pikiran wanita sedunia. Bahkan membuat wanita muslim ..................... berada diujung tanduk dualisme.

Disatu pihak mau menerima Al-Quran dan As-Sunnah tetapi juga sekaligus menerima Dzulumat – konsep syayatin, yang mereka balut dengan modernisme.

Dengan konsep emansipasi, kebebasan memang ada wanita yang menjadi raja, perdana menteri, menteri luar negeri, menteri dlsb tapi berjuta wanita lepas dari perlindungan hukum ﺃﷲ Swt., dizalimi, teraniaya.

Sunnatullah telah mengatur tugas yang berbeda antara laki dan wanita QS. 92 : 3, 4

3. dan penciptaan laki-laki dan perempuan,

4. sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda.

Wabillahit taufiq wal hidayah,

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.