Kamis, 04 Desember 2008

AL-QURAN DAN BAROKAH

Surat Ar-Ra’d ayat 56


Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.




“AL-QURAN DAN BAROKAH”
Hamba ﺃﷲ Swt. : Usman Said
ﺑﺳﻢﺃﷲﺃﻟﺭﺣﻣﻥﺃﻟﺭﺣﻴﻢ



Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi ﺃﷲ Swt. Tuhan semesta Alam yang semua tunduk bersujud kepada-Nya dengan rela ataupun terpaksa, agar manusia mau berfikir.
Sholawat serta salam kita sertakan kepada junjungan ummat kekasih ﺃﷲ Swt. Nabi Besar Muhammad Saw. yang telah mendidik dengan tekun ummat pada generasi kehidupan menghasilkan ummat yang tangguh dan dapat memimpin dunia selama tujuh abad.
Barokah yang akan diturunkan ﺃﷲ Swt. bila kita membaca, mengerti, melaksanakan dan mendakwakan al-quran sesudah mengimaninya sering disalah tafsirkan.
Menurut Wahiduddin Khan Tadbirul Amr pada ayat diatas bermakna mengelola Alam dengan dimensi Eksternal yaitu ilmu alam yang hendaknya kita pelajari. Ini merupakan al-quran yang tercipta yang ummat Islam diminta untuk merenunginya.
Di negara yang maju pemuda-pemudanya berlomba-lomba menuntut ilmu dengan tekun dan mengadakan penelitian, menemukan tehnologi canggih sehingga membuat hidup mereka makin penuh kemudahan.
Tafshiilul ayat berartiwahyu yang menjelaskan tanda kekuasaan ﺃﷲ Swt. yang tercantum dalam al-quran. Ini merupakan ayat-ayat yang diwahyukan dan kitab yang tertulis. Orang Jepang yang sebagian besar beragama Shinto, menyembah matahari dan rela berkorban demi Kaisar oleh karena dianggap keturunan Dewa Matahari. Mereka tidak memiliki al-quran tetapi dalam kehidupannya mereka melaksanakan al-quran.
Kata Iqra’ yang diturunkan mendahului kata-kata yang lain didalam menurunkan al-quran dilaksanakan oleh orang Jepang. Mereka gemar membaca, mereka menguasai ilmu pengetahuan dan mereka memiliki tehnologi canggih.
Sementara ummat Islam bukan gemar membaca tetapi gemar berkata. Bila orang Jepang mempunyai motto tiada hari tanpa membaca tetapi ummat Islam punya motto : ”Tiada hari tanpa omong kosong.”
Orang jepang juga sangat disiplin dengan waktu, baik waktu belajar apalagi waktu kerja karena mereka merasa digaji oleh rakyat dan diawasi oleh Kaisar yang anak Dewa Matahari tetapi bila mulai hari tentu dunia hanya disinari dengan rembulan.
Isteri-isteri bangga bila suaminya terlambat pulang bekerja karena itu berarti suaminya terpakai dikantornya.
Di dunia Islam isteri marah bila suaminya pulang terlambat, malah menyusul kekantor sebelum selesai jam dinas untuk diajak arisan atau belanja ke pasar atau mengantar anak sekolah.
Surat Al-Ashr lancar dibaca dan merupakan modal utama ketika sholat saja karena merupakan ayat pendek yang gampang dihapal.
Kita juga tidak mengajak kejalan yang haq bahkan diri kita sendiri lebih sering kita ajak kejalan maksiat. Wa na’uzubillahi min zalik.
Juga kita tidak saling mengajak kepada kesabaran, sabar didalam iman, sabar memelihara ibadah, sabar dalam mendapat musibah dan sabar bila sedang mendapat keberuntungan.
Keberhasilan negeri yang di Bom P. Hirosima 50 tahun yang lalu bersaing dengan Barat karena mereka mendapat ”Barokah” al-quran tanpa iman. Seharusnya Barokah itu milik kita ummat Islam yang memiliki al-quran dan telah diberikan teladan penerapannya oleh seorang Rasul pilihan, Nabi besar Muhammad Saw.
Kerelaan berkorbanpun seharusnya milik ummat islam dan kita yang paling berhak untuk mendapatkan barokahnya, tetapi kembali lagi kita. Ajaran Islam sesudah memerintahkan sholat kita diminta untuk bersedia berkorban.
Bila kita berkorban harta di jalan ﺃﷲ Swt., sudah dijanjikan balasan yang satu akan dibalas tujuh ratus kali (QS. 2 : 261)


Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.



Bahkan bila kita mau berkorban dengan harta dan diri kita maka ﺃﷲ Swt. menjanjikan masuk sorga tanpa hisab. Untuk itu marilah kita merenungkan himbauan ﺃﷲ Swt. sejak pertama kali al-quran diturunkan dahulu yaitu melalui ayat 16 surat Al-Hadiid :


Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.





Wabillahit taufiq wal hidayah,
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

US28112006

Tidak ada komentar: