Kamis, 04 Desember 2008

M A K N A I M A N

Surat Al-Baqarah ayat 82


Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.



“ M A K N A I M A N ”
Hamba ﺃﷲ Swt. : Usman Said





Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi ﺃﷲ Swt., yang telah menciptakan qolbu yang dengan hidayah-Mu ditempatkan-Nya iman-iman yang kokoh dilahirkan dengan ucapan sumi’na wa atho’na atas perintah dan larangan-Nya dan sanggup mempertahankannya walaupun dijerang di air yang mendidih.
Sholawat serta salam kita sampaikan kepada junjungan kita kekasih ﺃﷲ Swt., Nabi Besar Muhammad Saw. beserta keluarga dan para sahabatnya yang semata-mata karena ﺃﷲ Swt. Setelah kita membicarakannya masalah makrifat dan tauhid maka Insya ﺃﷲ kali ini kita akan mempelajari Makna Iman..

Rasulullah Saw. dalam sabdanya yang terkenal dihadapan para sahabat ketika ditanya seorang ”tamu” yang ternyata Malaikat Jibril as., beliau menjawab pertanyaan tentang iman yaitu :
1. Iman kepada ﺃﷲ Swt.
2. Iman kepada Malaikat
3. Iman kepada Kitab
4. Iman kepada Rasul
5. Iman kepada Qada dan Qodar
6. Iman kepada Hari Akhir

Masalah rukun yang menjadikan syarat untuk orang mengaku beriman hampir tidak ada perselisihan lagi dikalangan ulama, namun didalam pemahaman ”makna” yang akan menuntut konsekwensi ini para ulama berbeda pendapat. Oleh karena kita tidak hidup dizaman Rasulullah Saw. dimana setiap saat kita dapat bertanya dari sumber aslinya, maka dizaman hanya terdapat ulama, perlu dipertanyakan, meneliti ulang, baik makna ataupun sikap kita yang benar terhadap iman itu sendiri.
Dari 5 milyar penduduk bumi, 4 milyar diantaranya salah pilih dalam keimanan. Diantara 1 milar yang beriman dalam Islam diperkirakan hanya 3% memahami dan melaksanakan iman dengan benar. Kerawanan umat saat ini sangat memperihatikan dan perlu usaha sungguh-sungguh dan dilakukan dari hal yang sangat mendasar. Kedangkalan iman dari umat ini tidak terjadi dengan sendirinya tetapi dengan usaha-usaha yang gigih dari lawan-lawan Islam dan ”orang Islam” yang telah dirombak dengan pemikiran zionis, marxis, sekularis dan Nasionalis picik yang menyatakan ajaran Islam sebagai kebudayaan Arab, sementara dia membanggakan kebudayaan Barat yang sesat.
ﺃﷲ Swt. dalam surat Al-baqarah ayat 39 berfirman :


Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.




Dengan demikian kekufuran dan mendustakan ayat-ayat ﺃﷲ Swt. itu sudah divonis dengan satu kepastian termasuk yang mengikuti kekufuran itupun mendapat kepastian kedudukannya. Dalam arti bahasa Iman itu berarti pembenaran (tashdiq) dalam terapannya banyak terdapat perbedaan pendapat.
Golongan mu’tazilah menyatakan bahwa Iman adalah melibatkan semua tindak perbuatan baik teoritis maupun praktis karenanya mereka menganggap dosa mengeluarkan manusia dari Iman. Sebagian kaum Kharirijyah menganggap hanya pernyataan lisan atau pengetahuan tentang Tuhan. Para Ulama Sufi dan Ulama Fiqih seperti Imam Malik, Imam Syafei dan Imam Hambali menganut faham bahwa Iman adalah pengakuan lisan dan pembenaran serta amal perbuatan. Ada Ulama Sufi lain beranggapan Iman adalah pengakuan dan pembenaran dan diantara Imam 4 yang mendukung pernyataan ini adalah Imam Hanafi.

Erat hubungannya dengan Makrifat dan Tauhid maka bila seseorang telah mencapai makom makrifat akan timbul kerinduan dalam hatinya maka tidak ada lagi keengganan dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya sebagai syarat atau konsekwensi dari Iman. Iman menurut Ali Ibnu Ustman al-Hujwiri adalah Ikhtiar manusia mengikuti petunjuk ﺃﷲ Swt. sebagaimana difirmankan-Nya dalam Surat Al-An’am ayat 125


Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.



Berdasarkan prinsip ini, kecenderungan untuk beriman adalah petunjuk ﺃﷲ Swt. Sementara Keimanan adalah Ikhtiar manusia, Muhammad bin Khalif mengatakan bahw ”Iman adalah kepercayaan hati kepada pengetahuan yang dating dari yang Ghatib.”

Wabillahit taufiq wal hidayah,
wassalamu’alaiku Wr. Wb.
US.06122006

Tidak ada komentar: