Kamis, 27 November 2008

AL-QUR’AN MEMPERBAIKI AKHLAQ MANUSIA

Surat Al-‘Alaq ayat 1 s/d 5

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.

5. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.

AL-QUR’AN MEMPERBAIKI AKHLAQ MANUSIA
Hamba ﺃﷲ Swt. : Usman Said
ﺑﺳﻢﺃﷲﺃﻟﺭﺣﻣﻥﺃﻟﺭﺣﻴﻢ

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi ﺃﷲ Swt., Tuhan Semesta Alam yang telah mengutus seorang Rasul pilihan, Nabi Besar Muhammad Saw. yang telah memberikan teladan demi teladan bagi keselamatan ummatnya di dunia dan akhirat.
Sholawat serta salam kita sertakan untuk junjungan ummat kekasih ﺃﷲ Swt. Rasulullah Saw. Sebagai Rahmatan Iil ’alaamin sehingga salah sekali bila kita mengaku sebagai ummat.

Al-qur’an sebagai satu-satunya kitab suci yang autentik dan tetap terpelihara sesuai dengan janji Swt. dalam firman-Nya (QS. 41 : 42, QS. 15 : 9)

Yang tidak datang kepadanya (Al Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.
(QS. 41 : 42)


Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
(QS. 15 : 9)


Al-qur’an merupakan kitab suci terakhir yang diturunkan kepada ummat manusia akhir zaman diturunkan kepada Nabi pilihan dan penutup segala Nabi dan mengandung ajaran yang tercantum dalam kitab Zabur, Taurat dan Injil (QS. 41 : 43)
Dengan demikan Rasulullah Saw. sebagai Nabi dan Rasul akhir zaman harus diikuti oleh seluruh ummat manusia bila dia tidak mau disebut kafir sebagaimana dijelaskan oleh Al-qur’an (QS. 5 : 72, 73, QS. 16 : 44)

Tidaklah ada yang dikatakan (oleh orang-orang kafir) kepadamu itu selain apa yang sesungguhnya telah dikatakan kepada rasul-rasul sebelum kamu. Sesungguhnya Tuhan kamu benar-benar mempunyai ampunan dan hukuman yang pedih. (QS. 41 : 43)


Nuzulul Qur’an yang tiap tahun pada bulan Ramadhan kita peringati agar kita jadikan sarana untu menanamkan kembali kecintaan ummat Islam terhadap Al-qur’an sesudah oleh musuh-musuh Islam kta dijauhkandari Al-qur’an.
Seorang perdana menteri Inggris pada waktu akan menaklukkan Mesir dia berpidato didepan parlemen dan berkata : ”Kita tidak mungkin mengalahkan ummat Islam selagi ummt Islam dekat dan berpegang teguh dengan Al-qur’an.”

Musuh Islam sudah sadar benar bahwa kekuatan ummat Islam terletak pada ajaran al-quran maka mereke menyusun rencana yang sistimatis untuk menjauhkan dan bahkan membuat ummat islam meninggalkan al-qur’an.
Sekarang justru ummat Islam yang rajin sholat, ikut puasa, bayar zakat dan pergi haji dua kali untuk orang zaman dahulu dan ajarannya sudah kuno. Auzubillahi min zalik.

Dengan demikian menanamkan kembali kecintaan kita terhadap al-qur’an merupakan hal yang harus diutamakan saat ini agar ummat Islam selamat dari racun sekuler yang sudah merasuk kedalam jalan fikiran ”orang-orang pinter” yang kebelinger di zaman kita sekarang ini.
Al-qur’an adalah firman ﺃﷲ Swt., nasehat dari Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Ilmu yang disuruh baca oleh Yang Maha Berilmu dan Yang Maha Bijaksana.
Maka apabila kita beriman kepada ﺃﷲ Swt. dan percaya kepada Hari Akhir tidak ada kalimat yang lebih pantas kita ucapkan selain ”sami’na wa atho’na” kami dengan dan kami laksanakan.

Tahapan turunnya Al-Qur’an
Menurut Prof. DR. Abubakar Aceh dalam buku sejarah Al-qur’an ada 3 tahap atau tingkatan turunnya Al-qur’an.
1. Dari ﺃﷲ Swt. ke Lauhil Mahfuzh
Nuzulul Qur’an pada tingkat ini sekalipun tapi kapan kejadiannya hanya ﺃﷲ Swt. lah yang tahu.
2. Dari Lauhi Mahfuzh ke Baitil ’Izzah
Suatu tempat dilangit dunia.
Turunnya ke Baitil ’ Izzah ini juga sekaligus pada bulan Ramadhan (QS. 97 : 1)

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan.

3. Dengan perantaraan Malaikat Jibril dari Baitil ’ Izzah diturunkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw. yang terjadi pertama kali pada bulan Ramadhan (QS. 2 : 185) dan disepakati para ulama pada tanggal 17 Ramadhan.

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.


Ayat yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah Saw. adalah surat Al-’Alaq ayat 1 s/d 5

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Sesudah 2,5 tahun turunnya ayat-ayat pertama baru turun ayat-ayat kedua yang kemudian disusun dalam surat Al-Mudatsir dan ayat terakhir diturunkan di Arafah adalah surat Al-Maidah ayat 3

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.


DR. Ma’ruf Ad-Duwalibi dalam bukunya menjelaskan bahwa Al-qur’an diturunkan pada saat Nabi Muhammad Saw. Berumur 41 tahun dan memakan waktu 22 tahun 2 bulan dan 20 hari.
Jumlah surat didalam Al-qur’an mulai dari surat Al-Fatihan sampai dengan surat An-Naas adalah 114 terdiri dari 6.236 ayat dan mengandung 500 ayat-ayat tentang hukum.


Tujuan Pokok Al-Qur’an :
1. Menghilangkan semua dogma dan kepercayaan yang tidak masuk aqal.
2. Memperbaiki akhlaq antara makhluq dengan khaliq dan antara makhluq dengan makhluq.

Agama diciptakan untuk mahkluq yang berakal (manusia) oleh sebab itu setiap ajarannya harus masuk akal.
Bila akal kita belum mampu mencerna pernyataan al-qur’an yang kita imani sebagai wahyu dari ﺃﷲ Swt. bukan hal itu tidak masuk akal tapi kita masih bodoh bila dibandingkan ilmu dari Yang Maha Berilmu tapi dengan menyakini bahwa ﺃﷲ Swt. itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang maka sikap kita seharusnya apa yang diperintahkan ﺃﷲ Swt. kepada hamba-Nya hanyalah sebagai manifestasi Kasih Sayang-Nya. Hubungan antara makhluq dan Khaliq dan makhluq denan makhluq ini merupakan hal yang utama yang harus mendapat perhatian kita yang disebut didalam Islam dengan AKHLAQ. Jadi AKHLAQ tidak dapat diterjemahkan dengan etik dan tidak boleh disederajat dengan etik.
Etik adalah hasil pemikiran manusia, artinya karangan manusia atau yang sudah bercampur aduk antara ajaran syariat sebelum Islam dengan pemikiran manusia.

Rasulullah Saw. Bersabda :

Sesungguhnya aku ini diutus terutama untuk menyempurnakan akhlaq
Seorang sahabat bertanya kepada Siti Aisyah r.a. ”Bagaimana akhlaq Rasulullah Saaw. itu sesungguhnya ? Jawab Siti Aisyah r.a. : ”Akhlaq Rasulullah Saw itu Al-qur’an”
Orientalis Barat menuliskan dalam bukunya ”Muhammad is the living al-qur’an”

Kewajiban ummat Islam terhadap al-qur’an. Ada 5 kewajiban ummat Islam terhadap Al-Qur’an
1. Mengimani (QS. 2 : 284)

Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.


2. Membaca (QS. 96 : 1 dan Al-Hadist)

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,

3. Memahami (Al-Hadist)
4. Melaksanakan (QS. 2 : 284)

Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.


5. Mendakwakan / Mengajarkan (Al-Hadist)

Dari 5 kewajiban ini untuk butir pertama saja banyak diantara kita masih perlu diteliti ulang.
Benarkan kita sudah mengimani al-qur’an denan segala konsekwensinya ?
Marilah denan pertanyaan diatas kita teliti diri kita masing-masing.

Kembali kepada Al-qur’an
Sudah banyak Ulama, Pemuka-Pemuka Islam, Akhli Fikir Islam yang menganjurkan kita agar kembali pada al-qur’an.
Jamaluddin Al-Afghani dan Syeikh Muhammad Abduh menyatakan dalam tulisannya ”Kaum Muslimin mundur dalam segala hal lantaran meninggalkan Al-Qur’an dan bangsa-bangsa Eropa maju karena meninggalkan Injil.”

Prof. M.Thomson berkata : ”Orang-orang Timur sangat gemar meniru-meniru kami orang Barat tapi yang ditiru itu perkara yang amat rendah, kerusakan-kerusakan yang sama sekali tidak berguna sedangkan orang-orang terpelajar di Eropa memerangi dan berusaha untuk membasminya.” (Free Sex, Narkotik, Alkhololisme, rokok, dan lain-lain)

Jika Tuan-Tuan ingin kemajuan sebenarnya maka pertama-tama peganglah teguh Al-Qur’an, sebab aku dapatkan al-qur’an berisi ajaran yang amat luhur, cukup mengatur sikap dan perilaku lahir dan bathin.
Itulah pengakuan tokoh Barat yang umumnya tokoh-tokoh pemikir Barat sudah kewalahan dengan kebejatan moral bangsanya dan secara jujur mereka berfikir hanya Al-Qur’an yang dapat menyembkannya.

Wabilahit taufiq wal hidayah Wassalamu’alaikum Wr. Wb

US212007

AKHLAQ

Surat Al-Qalam ayat 4

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

“DENGAN AKHLAQ MENUJU KEADILAN”


Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi ﺃﷲ Swt., yang telah Memelihara semesta alam, bumi dan langit beserta isinya dengan penuh kasih sayang karena ﺃﷲ Swt. Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang telah menghamparkan Bumi dengan tumbuh-tumbuhan, sungai-sungai dan hewan ternak untuk kepentingan kesejateraan kehidupan manusia, namun sedikit sekali diantara manusia yang bersyukur.
Sholawat serta salam kita sampaikan kepada junjungan ummat kekasih ﺃﷲ Swt. Nabi Besar Muhammad saw. yang telah mengajarkan ummatnya bagaimana cara bersyukur.

Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya dan membiarkan sesuatu kepada yang berhak menerimanya sedangkan zalim dalam pengertian yang sesederhana adalah sebaliknya dari pengertian adil tadi.
Akhlaq adalah sikap dan perilaku berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Oleh sebab itu Akhlaq dalam pengertian hakiki tidak sama dengan budi pekerti, adat istiadat, etika, sopan santun yang semuanya ini umumnya hasil pemikiran manusia.

Secara garis besar akhlaq ini mengatur sikap dan perilaku manusia terhadap
1. Khaliq yaitu dengan cara :
* Iman / Aqidah
* Amal / Ibadah
2. Makhluk yaitu terhadap :
* Manusia
* Hewan
* Tumbuh-tumbuhan
* Lingkungan

Iman kepada khaliq telah dibakukan oleh Rasulullah saw. dengan menyakini 6 rukun Iman, namun harus kita laksanakan dengan 5 rukun ibadah khususnya rukun Islam. Itulah ciri orang yang berakhlaq kepada Khaliq yang memang sejak semula ﺃﷲ Swt. menciptakan manusia untuk mengabdi hanya kepada-Nya. (QS. 51 : 56)

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.

Berakhlaq kepada makhluq yang pertama adalah kepada manusia dan manusia yang paling dekat dengan kita adalah dari kita sendiri. Bila kita berakhlaq kepada diri kita sendiri maka kita akan berlaku adil kepada diri kita dengan meletakkan diri kita pada tempat yang sebenarnya. Karena kita ini adalah hamba ﺃﷲ Swt., ciptaan ﺃﷲ Swt. maka jangalah kita letakkan diri kita ini sebagai saingan ﺃﷲ Swt. apalagi pendusta dan bahkan melawan, penentang aturan ﺃﷲ Swt. Ini berarti kita tidak adil terhadap diri kita sendiri karena kita tidak berakhlaq kepada Khaliq. Manusia yang dekat berikutnya disekitar kita adalah kedua orang tua kita. Dalam al-qur’an ini diberikan contoh bagaimana Luqman a.s. memberikan nasehat kepada anaknya (QS. 31 : 14)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.


Demikianlah akhlaq kita seharusnya kepada orang tua kita karena sesudah kita tidak boleh menyekutukan ﺃﷲ Swt. maka kita dipertanyakan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, bahkan Rasulullah saw. pernah bersabda : :Ridho ﺃﷲ Swt. untuk seseorang masuk sorga bila kedua orang tuanya ridho dia masuk sorga”.
Dan selanjutnya manusia yang dekat dengan kita adalah, saudara kita, kerabat kita, tetangga kita dan masyarakat disekitar kita yang didalam Islam diatur secara cermat bagaimana kita berhubungan secara muama’ah sehingga kita ikuti aturan itu maka yang kita lakukan itu punyai nilai ibadah. Dengan hewan pun kita harus berakhlaq. Ini dicontohkan dalam banyak pesan dan perbuatan Rasulullah saw. Demikian juga dengan tumbuh-tumbuhan dan lingkungan sehingga kita tidak menjadi manusia yang membuat kerusakan dimuka bumi ini yang ﺃﷲ Swt. menyatakan tidak senang dengan orang yang membuat kerusakan (QS. 28 :77)

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Demikianlah bila kita berakhlaq maka kita akan menjadi manusia yang adil, bukan hanya kepada manusia tetapi juga kepada seluruh penghuni alam semesta ini.

Wabilahit taufiq wal hidayah Wassalamu’alaikum Wr. Wb

US232007